Senin, 12 Juli 2021

Gelita Malam


Ketika dunia lupa akan terbenamnya mentari

Dan di saat fajar belum ada janji untuk muncul kembali

terbangun raga dengan termangu menatap kosong pada dunia

melihat mimpi di kala lelap lebih indah dari impian di saat terjaga

 

Dalam diam, sontak teringat sebuah pepatah berkata

“siang memiliki mata, dan malam memiliki telinga”.

Bagai sebuah magis yang menghipnotis,

hening suara diam-diam memasuki celah rahasia dalam kepala

Membawa diri kembali ke pangkal dimana akal masih terlalu dangkal

Hingga menenangkan diri, agar tidak kembali terlalu dini untuk beranjak lari

 

Mungkin manusia terlampau jauh dalam mencoba mencari arti

Tanpa menyadari, terkadang dasar adalah kunci dari segala permasalahan besar 

Walau menurutku kegagalan tetaplah suatu keberhasilan yang gagal

Namun malam meyakinkan bahwa ia bukanlah sesuatu yang sia-sia

Karena bintang pun takkan nampak elok tanpa gelita,

dan bulan pun akan membosankan tanpa adanya kawah

 

Hirup udara berhembus kian menjadi dingin

Menembus sukma yang kemudian hangatkan jiwa

Boleh jadi samar majas membuat cahaya ilahi nampak lebih jelas.

Dan kurasa semakin gelap malam, membuat semakin terang pikiran

walau terkadang semakin dalam rasa sakit.

 

Tidak ada komentar: