Ketika dunia lupa akan terbenamnya mentari
Dan di saat fajar belum ada janji untuk muncul kembali
terbangun raga dengan termangu menatap kosong pada dunia
melihat mimpi di kala lelap lebih indah dari impian di saat
terjaga
Dalam diam, sontak teringat sebuah pepatah berkata
“siang memiliki mata, dan malam memiliki telinga”.
Bagai sebuah magis yang menghipnotis,
hening suara diam-diam memasuki celah rahasia dalam kepala
Membawa diri kembali ke pangkal dimana akal masih terlalu
dangkal
Hingga menenangkan diri, agar tidak kembali terlalu dini untuk beranjak
lari
Mungkin manusia terlampau jauh dalam mencoba mencari arti
Tanpa menyadari, terkadang dasar adalah kunci dari segala permasalahan besar
Walau menurutku kegagalan tetaplah suatu keberhasilan yang gagal
Namun malam meyakinkan bahwa ia bukanlah sesuatu yang sia-sia
Karena bintang pun takkan nampak elok tanpa gelita,
dan bulan pun akan membosankan tanpa adanya kawah
Hirup udara berhembus kian menjadi dingin
Menembus sukma yang kemudian hangatkan jiwa
Boleh jadi samar majas membuat cahaya ilahi nampak lebih jelas.
Dan kurasa semakin gelap malam, membuat semakin terang pikiran
walau terkadang semakin dalam rasa sakit.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar